- UPTD Pendidikan Kec. Ungaran Timur
Headlines News :
Home » »

Written By UPTD Pendidikan Kec. Ungaran Timur on Jumat, 07 Juni 2013 | Jumat, Juni 07, 2013


BAB I
PENDAHULUAN


       A.    Latar Belakang Pembelajaran Tematik

                   Peserta didik di SD/MI, khususnya kelas  satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan  ( Holistik serta mampu memahami hubungan anatara konsep secara sederhana, Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek –objek kongkret dan pengalaman yang dialami secara langsung.
              Dunia anak adalah dunia nyata. Untuk itu pembelajaran yang dilakukan di kelas awal harus selalu aktual, dekat dengan dunia anak, dekat dengan lingkungan alamiah yang dialami anak dan dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. Tingkat perkembangan mental anak selalu dimulai dengan tahap berpikir nyata. Statemen di atas menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan  akan lebih berhasil kalau dimulai dari kehidupan aktual anak. Dalam kehidupan anak sehari-hari tidak pernah melihat adanya hal yang terpisah-pisah satu sama lain.
                   Saat ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas I – III untuk setiap mata pelajaran dilakukan secara terpisah, misalnya IPA 2 jam pelajaran, IPS 2 jam pelajaran, dan Bahasa Indonesia 2 jam pelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatannya dilakukan secara murni mata pelajaran yaitu hanya mempelajari satndar kompetensi dan kompetensi dasar yang berhubungan dengan mata pelajaran itu. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih melihat segala sesutu sebagai suatu keutuhan (Holistik), pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berfikir holistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik.
                  Selain itu, dengan pelaksanaan pembelajaran yang terpisah, muncul permasalahan pada kelas rendah ( I- III) anatara lain adalah tingginya angka mengulang dan putus sekolah. Angka mengulang kelas dan angka putus sekolah peserta didik kelas I SD jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang lain. Data tahun 1999/2000 memperlihatkan bahwa angka mengulang kelas satu sebesar 11,6 % sementara pada kelas 7,51%, kelas tiga 6,13%, kelas empat 4,64%, kelas lima 3,1%, dan kelas enam 0,37%. Pada tahun yang sama angka putus sekolah kelas satu sebesar 4,22%, masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas dua 0,83%, kelas tiga 2,27%, kelas empat 2,71%, kelas lima 3,79%, dan kelas enam 1,78%.
                  Angka nasional tersebut semakin memprihatinkan jika dilihat dari data di masing-masing propinsi terutama yang hanya memiliki sedikit taman Kanak-kanak. Hal itu terjadi terutama di daerah terpencil. Pada saat ini hanya sedikit peserta didik kelas satu sekolah dasar yang mengikuti pendidikan prasekolah sebelumnya. Tahun 1999/2000 tercatat hanya 12,61% atau 1.583.467 peserta didik usia 4-6 tahun yang masuk Taman kanak-kanak, dan kurang dari 5% peserta didik berada pada pendidikan prasekolah lain.
                  Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa kesiapan sekolah sebagian besar peserta didik kelas awal sekolah dasar di Indonesia cukup rendah. Sementara itu hasil penelitian menunjukkkan bahwa peserta didik yang telah masuk Taman Kanak-kanak memilki kesiapan bersekolah lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang tidak mengikuti pendidikan Taman Kanak-kanak. Selain itu perbedaan pendekatan, model, dan prinsip-prinsip pembelajaran anatara kelas satu dan dua sekolah dasar dengan pendidikan prasekolah dapat juga menyebabkan peserta didik telah mengikuti pendidikan pra-sekolah pun dapat saja mengulang kelas atau bahkan putus sekolah.
                  Atas dasar pemikiran di atas dan dalam rangka implementasi Standar isi yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, maka pembelajaran pada kelas awal sekolah dasar yakni kelas satu, dua, dan tiga lebih sesuai jika dikelola dalam pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran tematik. Untuk memberikan gambaran tentang pembelajaran tematik yang dapat menjadi acuan dan contoh konkret, disiapkan model pelaksanaan pembelajaran tematik untuk SD/MI kelas satu hingga kelas Tiga.
            
B.     Tujuan

Tujuan penyusunan dokumen model pengembangan silabus tematik pada kelas awal sekolah dasar sebagai berikut :
1.      Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang pembelajaran tematik
2.      Memberikan pemahaman kepada guru tentang pembelajaran tematik yang sesuai dengan perkembangan peserta didik kelas awal sekolah dasar.
3.      Memberikan keterampilan kepada guru dalam menyusun perencanaan, melaksanakan dan melakukan penilaian dalam pembelajaran tematik.
4.      Memberikan wawasan, pengetahuan, dan pemahaman bagi pihak terkait, sehingga diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap kelancaran pelaksanaan pembelajaran tematik.

C.     Ruang Lingkup

Ruang lingkup pengembangan pembelajaran tematik meliputi seluruh mata pelajaran pada kelas 1- III Sekolah Dasar, yaitu : Pendidikan agama, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, serta pendidikan Jasmani, olahraga dan kesehatan.






BAB II
KERANGKA BERPIKIR

A.    Karakteristik Perkembangan Anak Usia Kelas Awal SD

         Pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya, dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola, koordinasi tangan dan mata telah berkembang, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, mampu berbagi, dan mandiri.
         Perkembangan emosi: telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah.
          Perkembangan kecerdasan: ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.

B.     Cara Belajar Anak
1.  Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret.
2. Anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut: (1) Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, (2) Mulai berpikir secara operasional, (3) Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, (4) Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.

     Ciri Belajar Anak :
      1.    Konkrit
             Proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat       dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik,
      2.    Integratif
                   anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan,       mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu.
      3.    Hierarkis
            Anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang   sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.

C.    Belajar dan Pembelajaran Bermakna

          Belajar merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian yang bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Pembelajaran adalah proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik.
Kegiatan pembelajaran bermakna jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman, bersifat individual dan kontekstual, anak mengalami langsung yang dipelajarinya

D.    Pengertian Pembelajaran tematik

              Pembelajaan yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat  memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Keuntungan pembelajaran tematik: Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama; pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;       Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan  mengkaitkan  mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa;  Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi  disajikan dalam konteks tema yang jelas; Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi  nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata  pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain; Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan dapat dipersiapkaan sekaligus. Siswa lebih bergairah belajar karena d berkomunikasi dalam situasi  nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata   pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yangdisajikandapatdipersiapkaan sekaligus
                      Menekankan keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif sehingga siswa memperoleh pengalaman langsung dan  terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Menekankan penerapan konsep belajar sambil melakukan. Ciri khas pembelajaran tematik: 1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; 2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; 3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; 4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 5) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain







E.     Landasan Pembelajaran Tematik

1. Landasan filosofis:
          a). Progresivisme,
               Proses pembelajaran perlu ditekankan pada kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa
          b). Konstruktivisme,
               Anak mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek,      fenomena, pengalaman dan          lingkungannya.
          c). Humanisme
               Melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensi,  dan motivasi yang dimilikinya.
       2. Landasan psikologis:
      a). Psikologi perkembangan untuk menentukan tingkat keluasan dan         kedalamannya isi sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik
            b). Psikologi belajar untuk menentukan bagaimana isi/materi pembelajaran disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.
       3. Landasan yuridis:
a.       UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
b.      UU No. 20 Tahun 2003 tentang   Sistem Pendidikan Nasional


F.     Arti  Penting  Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorentasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.
               Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu ( learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi  kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga  siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan.
               Beberapa ciri khas pembelajaran tematik antara lain : 1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembanngan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; 2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa ; 3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama ; 4) Membantu mengembangkan keterampilan berfikir siswa ; 5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan 6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
               Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu : 1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan; 2) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir; 3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenahi proses dan materi  yang tidak terpecah-pecah; 4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.

G.    Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik- karakteristik sebagai berikut :
1.      Berpusat pada siswa
Pembelajaran berpusat pada siswa, hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemidahan kepada siswa untuk melakukan aktifitas belajar.
2.      Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Dengan pengalaman langsung ini , siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata. Sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3.      Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begiti jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan  kehidupan siswa.
4.      Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mapu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa  dalam memecahkan masalah masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 
5.      Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik b ersifat luwes, dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajran lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswaberada.
6.      Hasil pembelajaran sesuai dengan  minat dan kebutuhan siswa
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
7.      Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

H.    Rambu-Rambu

1.      Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan
2.      Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester
3.      Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan untuk dipadukan. Kompetensi dasar yang tidak diintegrasikan dibelajarkan secara tersendiri.
4.      Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri.
5.      Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral
6.      Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa, minat, lingkungan, dan daerah setempat.
























BAB III
IMPLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK

Dalam implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar mempunyai berbagai implikasi yang mencakup :

A.    Implikasi Bagi Guru
       guru harus kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh.
B.     Implikasi Bagi Siswa
       Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal.
Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah
C.     Implikasi terhadap Sarana dan Prasarana, Sumber Belajar dan Media    
      Pelaksanaan Pembelajaran tematik:
           Memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar. 
          Memanfaatkan berbagai sumber belajar
          Mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi
          masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi
D.    Implikasi terhadap Pengaturan Ruangan
      Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan.
Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung. Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet. Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas
Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Alat, sarana dan sumber  belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.
E.     Implikasi terhadap Pemilihan Metode
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tamatik, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap.





BAB IV
TAHAP PERSIAPAN PELAKSANAAN

           Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi tahap perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus, dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.

A.  Pemetaan Kompetensi dasar
      Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah :
      1.   Penjabaran standar Kompetensi dan Kompetensi dasar ke dalam Indikator
Melakukan kegiatan penjabaran SK dan KD dari setiap mata pelajaran ke dalam indikator. Dalam mengembangkan indikator perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik; 2) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran; 3) Dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan atau dapat diamati.
      2.   Menentukan Tema
            A). Cara Penentuan Tema
      Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.
      Cara kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
            B). Prinsip Penentuan Tema
·         Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa:
·         Dari yang termudah menuju yang sulit
·         Dari yang sederhana menuju yang kompleks
·         Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.
·         Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa
·         Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya

      3.   Identifikasi dan analisa SK, KD dan Indikator
            Lakukan  identifikasi dan analisis untuk setiap Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan indikator yang cocok untuk setiap tema sehingga semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator terbagi habis
           



B.   Menetapkan Jaringan Tema
  Hubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan tema pemersatu sehingga akan terlihat  kaitan antara tema,  kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.
C.   Penyusunan Silabus
      Komponen silabus terdiri dari: Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,  Indikator, Pengalaman/Kegiatan belajar,  Alat/Sumber, dan Penilaian.
D.    Penyususnan Rencana Pembelajaran
      Komponen RPP meliputi:
          Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas, semester, dan waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan)
          Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan.
          Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.
          Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator, kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pembukaan, inti dan penutup).
          Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
          Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta didik serta tindak lanjut hasil penilaian).





      RPP TEMATK
          IDENTITAS
          KOMPETENSI DASAR
Agama & Akhlak Mulia
PKn  &  Kepribadian
I PS
Bhs Indonesia
Matematika
Ilmu Pengetahuan Alam
Seni Budaya
Olah Raga Jasmani dan Kesehatan




          INDIKATOR
Agama & Akhlak Mulia
PKn & Kepribadian
I PS
Bhs Indonesia
Matematika
Ilmu Pengetahuan Alam
Seni Budaya
Olah Raga Jasmani dan Kesehatan
          KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERT AWAL
KEGIATAN INTI
KEGIATAN AKHIR
          SUMBER & MEDIA
          PENILAIAN





























BAB  V
TAHAP PELAKSANAAN


1.                  Tahap Kegiatan

Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir/penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan kurang lebih satu jam pelajaran ( 1 x 35 menit ), kegiatan inti 3 jam pelajaran ( 3 x 35 menit ), dan kegiatan penutup satu jam pelajaran ( 1 x 35 menit ).

a.       Kegiatan Pendahuluan/Awal/Pembukaan
Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemenasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi.

b.      Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis, dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan

c.       Kegiatan Penutup/Akhir/Tindak Lanjut
Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa contoh kegiatan akhir/penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan moral,











2.      Pengaturan Jadwal Pelajaran

Untuk memudahkan administrasi sekolah terutama dalam penjadwalan. Guru bersama dengan guru mata pelajaran pendidikan agama, penjas, mulok perlu bersama-sama menyusun jadwal pelajaran. Contoh Jadwal yang dapat dikembangkan adalah :

No
Waktu
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
1
07.00-07.35
MM
BI
MM
BI
OR
IPA
2
07.35-08.10
MM
BI
MM
BI
OR
IPA
3
08.10-08.45
MM
BI
MM
KTK
AGM
ML

08.45-08.55
Istirahat
4
08.55-09.30
BI
MM
IPS
KTK
AGM
ML
5
09.30-10.05
BI
MM
IPS
KTK


































BAB VI
PENILAIAN


A.    Pengertian

      Penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.

B.     Tujuan

1.      Mengetahui percapaian indikator yang telah ditetapkan
2.      Memperoleh umpan balik bagi guru, untuk pengetahui hambatan yang terjadi dalam pembelajaran maupun efektivitas pembelajaran
3.      Memperoleh gambaran yang jelas tentang perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa
4.      Sebagai acuan dalam menentukan rencana tindak lanjut (remedial, pengayaan, dan pemantapan).

C.    Prinsip

1.      Penilaian di kelas I dan II mengikuti aturan penilaian mata-mata pelajaran lain di sekolah dasar. Mengingat bahwa siswa kelas I SD belum semuanya lancar membaca dan menulis, maka cara penilaian di kelas I tidak ditekankan pada penilaian secara tertulis.
  1. Kemampuan  membaca, menulis dan  berhitung  merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik kelas I dan II. Oleh karena itu, penguasaan terhadap ke tiga kemampuan tersebut adalah prasyarat untuk kenaikan kelas.
  2.  Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator dari masing-masing Kompetensi Dasar dan Hasil Belajar dari mata-mata pelajaran.
  3. Penilaian dilakukan secara terus menerus  dan  selama  proses belajar mengajar berlangsung, misalnya sewaktu siswa bercerita pada kegiatan awal, membaca pada kegiatan inti dan menyanyi pada kegiatan akhir.
  4. Hasil karya/kerja siswa dapat digunakan sebagai bahan masukan guru dalam mengambil keputusan siswa misalnya: Penggunaan tanda baca, ejaan kata, maupun angka.



D.    Dasar Penilaian
1.  Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
      2. Peraturan Pemerintah RI No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
      3.  Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 tahun 2006 tentang Standar     Isi
      4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang  Standar Kompetensi Lulusan


D. Teknik TES
      Teknik tes terdiri dari tes dan non tes

      1. TES
          Berdasarkan alat pelaksanaannya, alat penilaian dengan teknik tes meliputi :

a).  Tes Tertulis
      Adalah alat penilaian kelas yang pertanyaan dan  jawaban disampaiakan   dalam bentuk tertulis
b). Tes Lisan
      Adalah alat penilaian kelas yang pertanyaan atas pernyataannya dan       jawaban atau tanggapannya  disampaikan dalam bentuk lisan
c).  Tes Perbuatan
                  Adalah alat penilaian kelas yang menuntut siswa menampilkan hasil belajarnya dalam bentuk unjuk kerja, seperti menyanyi, menggambar, berolahraga, bercerita, berdeklamasi, dan menulis  

       2. NON TES

           a. Tes Pengamatan
   Adalah alat penilaian kelas yang dilakukan oleh guru  dengan cara    mengamati perilaku siswa
               Contoh :
                a.  Matematika : ketelitian, kecepatan kerja
                b.  Bahasa Indonesia : Kerapihan tulisan, Kesantunan  berbahasa
                c. PKn : Kedisiplinan, tanggung jawab, toleransi dll Lembar tes perbuatan mis : Pidato
                    Aspek yang dinilai : penghayatan, pelafalan, penampilan

            b.  Skala Sikap
  Adalah alat penilaian kelas yang berupa sejumlah pernyataan sikap     tentang sesuatu yang jawabannya dinyatakan secara berskala, Mis :    Skala lima, enama, tujuh dll
   Contoh : Rumah sebaiknya dirawat kebersihannya
                                 Skala 1. sangat tidak setuju   2. Tidak setuju 3. Kurang
                                         stuju   4. Setuju     5. Sangat setuju




            c.   Portofolio
                  Adalah alat penilaian kelas yang berupa kumpulan dokumen dan hasil karya beserta catatan perkembangan belajar siswa yang disusun secara sistematis. Portofolio disusun per mata pelajaran.

            d.  Tugas
                 Adalah kegiatan yang harus dilakukan siswa secara terstruktur di luar   kelas, misalnya tugas membuat ringkasan cerita, membuat puisi, menulis cerita, mengamati suatu obyek

 Dalam kegiatan pembelajaran di kelas awal penilaian yang lebih banyak     digunakan melalui  Pemberian Tugas dan Portofolio. Guru menilai anak melalui pengamatan yang lalu dicatat pada sebuah buku bantu. Sedangkan tes tertulis digunakan untuk menilai kemampuan menulis siswa, khusunya untuk mengetahui tentang penggunaan tanda baca, kata atau angka.

                 Contoh Penilaian  yang  Dapat dilakukan Guru :
  1. Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial
                        A. Tes Lisan
                             - Menyebutkan peristiwa/kegiatan yang dialamai
                             - Mengemukakan peristiwa/kegiatan yang berkesan
                             - Mengekspresikan perasaan waktu memberi kesan

  1. Bahasa Indonesia
                        A. Perbuatan
                             Kelancaran membaca, melafalkan kata, melagukan atau intonasi
                        B. Tugas
                             Melengkapi kalimat

  1. Ilmu Pengetahuan Alam
                        Perbuatan : Mendemonstrasikan cara menggosok gigi
                        Lisan         : menyebutkan cara memelihara gigi


E.  Aspek Penilaian

          Pada pembelajaran tematik penilaian dilakukan untuk mengkaji ketercapaian Kompetensi Dasar dan Indikator pada tiap-tiap mata pelajaran yang terdapat pada tema tersebut. Dengan demikian penilaian dalam hal ini tidak lagi terpadu melalui tema, melainkan sudah terpisah-pisah sesuai dengan Kompetensi Dasar, Hasil Belajar  dan Indikator mata pelajaran.
          Nilai akhir pada laporan (raport) dikembalikan pada kompetensi mata pelajaran yang terdapat pada kelas satu dan dua Sekolah Dasar, yaitu: Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kesehatan.


E.     Cara dan Alat Penilaian

  1. OBYEKTIF TES
  2. SUBYEKTIF TES
  3. PENILAIAN LISAN
  4. PENILAIAN UNJUK KERJA
  5. PENILAIAN PRODUK
  6. PENILAIAN PORTOFOLIO
  7. PENILAIAN TINGKAH LAKU

F.      Alat Penilaian
1. Tertulis
     Alat penilaian tertulis terdiri dari : Benar salah, isian singkat, pilihan ganda, dan menjodohkan.
      2.  Lisan
           Alat penilaian lisan terdiri dari : Tanya jawab, pelafalan, membaca nyaring, mendengarkan, instruksi lisan, kuis, dan percakapan.
3.      Unjuk kerja
Alat penilaian unjuk kerja  meliputi : permaianan, bermain peran, drama, demonstrasi, olahraga, senam, permaianan musik, bernyanyi, pantomim, menari, dinamika kelompok, berdoa, memelihara tanaman, memelihara ternak, membaca puisi, deklamasi, berpidato, diskusi, wawancara, debat, dan bercerita
4.      Produk
Alat penilaian produk meliputi : patung, kerajinan tangan, model, pesawat sederhana, alat, ternak, tanaman, simpul tali temali, janur, hiasan
      5.   Portofolio   
Alat penilaian portofolio meliputi : puisi, karangan, gambar/lukisan. Peta/denah. Desain, paper, laporan observasi, laporan penyelidikan, laporan penelitian, laporan eksperimen
  1. Tingkah Laku
Alat penilaian tingkah laku meliputi : skala sikap, catatan anekdot, penilaian diri, sosiogram, kuesioner, buku harian


G.    Penutup
Pedoman ini merupakan acuan minimal, sehingga sekolah dan guru dpat mengembangkan sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing.




DAFTAR PUSTAKA


Dinas Pendidikan, 2004, Silabus Kurikulum 2004. Sekolah Dasar. Semarang:    Dinas Pendidikan Kota Semarang

Dinas Pendidikan, 2004. Panduan Pembelajaran Sekolah Dasar Kurikulum 2004 untuk guru SD Kelas I, Yogyakarta: Dinas Pendidikan Pemerintah Propinsi daerah Istimewa Yogyakarta

Depdikbud, 2003. Pedoman Pembelajaran tematis Untuk Guru Kelas I dan II Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, Jakarta: Bagian Proyek Peningkatan Mata Pelajaran IPA.

Puspowati, Musrini,2004. Pembelajaran tematik, Semarang: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa tengah
Share this article :

0 komentar :

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2013. UPTD Pendidikan Kec. Ungaran Timur - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template